Posted by : Dudi Rudiana
Minggu, 11 Maret 2012
Baterai CMOS berfungsi untuk menyuplai secara terus menerus sehingga peraturan BIOS yang telah di buat pada chip CMOS tidak hilang. Baterai CMOS yang banyak di pakai pada umumnya berbentuk bundar pipih terbuat dari lithium dari tipe CR2032 yang cukup tahan bekerja hingga ribuan jam. Baterai jenis ini dapat di ganti dengan mudah bila kemampuanya sudah menurun atau habis. Beberapa motherboard tidak menggunakan baterai jenis seperti itu tetapi menggunakan baterai CMOS yang tertanam mati pada motherboard dengan masa pakai sekitar 10 tahun atau lebih (tergantung pemakaian). Namun pemakaian baterai tanam sudah jarang di gunakan. dengan asumsi pemakaian motherboard tidak akan lebih dari 10 tahun. Tapi.. jika baterai jenis ini bermasalah, sulit untuk menggantinaya kecuali dengan membeli motherboard yang baru. Bila baterai CMOS tidak bekerja dengan baik, bisa di pastikan pengaturan-pengaturan yang di buat pada BIOS akan terganggu bahkan hilang sama sekali. Indikasi pertama gagal berfungsinya baterai biasanya di tandai dengan kacaunya penanggalan dan jam. Pada motherboard modern jika ada gangguan pada baterai CMOS ini, sistem akan melakukan peringatan agar baterai segera di ganti. Namun, saat baterai di ganti berarti chip CMOS tidak mendapat arus sama sekali. Dalam keadaan seperti ini, pengaturan BIOS yang pernah ada sebelumnya akan hilang dan sistem kembali pada setting default alias konfigurasi BIOS yang di berikan dari pabriknya.
Gejala Kerusakan:
Muncul pesan CMOS Checksum Vailure/Batrey Low, di akibatkan tegangan yang mensupply IC CMOS/BIOS tidak normal di karenakan batrey lemah, sehingga settingan BIOS kembali ke Defaultnya/settingan standar pabrik dan konfigurasi hardware harus di set ulang.
Solusinya:
Segeralah ganti battrey CMOS dengan tipe yang serupa, biasanya CR2032